Friday, April 16, 2010

PENYESUAIAN DIRI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personel adjustment. Penyesuaian diri menurut Sekneiders dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:
1. Penyesuaian diri sebagai adaptasi. Adaptasi pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis atau biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradapatasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut. Penyesuaian diri cenderung hanya diartikan sebagai usaha mempertahankan diri secara fisik. Akibatnya, adanya kompleksitas kepribadian individu dengan lingkungan menjadi terabaikan.
2. Penyesuaian diri sebagai bentuk konfornitas. Penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konfornitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat karena menyiratkan bahwa individu seakan-akan mendapatkan tekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, social maupun emosional. Keragaman individu menyebabkan manusia tidak dapat dimaknai sebagai usaha konformitas.
3. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan. Penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan dimaknai sebagai kemampuan untuk merencanakan dari mengorganisasikan respon dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan dan frustasi tidak terjadi.
Proses penyesuaian diri menurut yang dikemukakan oleh Sehmenders (1984) melibatkan tiga unsur:
1. Motivasi. Faktor motivasi dapat dikatakan sebagai kunci untuk memahami proses penyesuaian diri dan sama halnya dengan kebutuhan, perasaan dan emosi yang merupakan kekuatan internal yang menyebabkan ketegangan dan ketidakseimbangan yang tidak menyenangkan. Ketegangan dan ketidakseimbangan memberikan pengaruh kepada kekacauan atau kegagalan mengenal pemuasan kebutuhan secara sehat karena mengalami frustasi dan konflik.
2. Sikap terhadap realitas dan proses penyesuaian diri. Sikap yang sehat terhadap realitas dan kontak yang baik terhadap realitas sangat diperlukan bagi proses penyesuaian diri yang sehat. Berbagai tuntutan realitas, adanya pembatasan aturan dan norma-norma menuntut individu untuk terus belajar menghadapi dan mengatur suatu proses kearah hubungan yang harmonis antara tuntutan eksternal dari realitas.
3. Pola dasar proses penyesuaian diri. Seorang anak membutuhkan kasih sayang dari orang tuanya yang selalu sibuk, dalam situasi ini anak akan frustasi dan berusaha menemukan pemecahan yang berguna mengurangi ketegangan antara kebutuhan dan akan kasih sayang dengan frustasi yang dinamis.
Adapun karakteristik penyesuaian diri remaja yang khas adalah sebagai berikut:
a. Penyesuaian diri remaja terhadap peran dan identitasnya. Pesatnya perkembangan fisik dan psikis sering kali menyebabkan remaja mengalami krisis peran dan identitas. Sesungguhnya remaja senantiasa berjuang agar dapat memainkan peranannya agar sesuai dengan perkembangan masa peralihannya dari masa anak-anak yang bertujuan memperoleh identitas diri yang semakin jelas dan dapat dimengerti serta diterima oleh lingkungan.
b. Penyesuaian diri remaja terhadap pendidikan. Masa krisis identitas atau masa topan dan bagai pada diri remaja seringkali menimbulkan kendala dalam penyesuaian diri terhadap kegiatan belajarnya. Akibatnya yang muncul di permukaan adalah seringkali ditemui remaja yang malas dan tidak disiplin dalam belajar.
c. Penyesuaian diri remaja terhadap kehidupan. Secara fisik, remaja telah mengalami kematangan pertumbuhan fungsi seksual sehingga perkembangan dorongan seksual juga semakin kuat. Artinya remaja juga perlu menyesuaikan pengaturan kebutuhan seksualnya dalam batas-batas penerimaan sosialnya sehingga terbebas dari kecemasan psikoseksual, tetapi juga tidak melanggar nilai-nilai moral masyarakat dan agama.
d. Penyesuaian diri remaja terhadap norma sosial. Remaja yang cenderung membentuk kelompok masyarakat yang tersendiri, seringkali juga membentuk dan memiliki kesepakatan aturan tersendiri yang kadang-kadang kurang dapat dimengerti oleh lingkungan masyarakat di luar kelompok remaja itu sendiri.
e. Penyesuaian diri remaja terhadap waktu luang. Dalam konteks ini, penyesuaian diri remaja adalah melakukan penyesuaian antara dorongannya serta inisiatif dan kreativitasnya dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Dengan demikian penggunaan waktu luang akan bermanfaat menunjang pengembangan diri dan manfaat sosial.
f. Penyesuaian diri remaja terhadap penggunaan uang. Dalam konteks ini perjuangan penyesuaian diri remaja adalah berusaha untuk mampu bertindak secara profesional, melakukan penyesuaian antara kelayakan pemenuhan kebutuhannya dengan kondisi ekonomi orangtuanya.
g. Penyesuaian diri remaja terhadap kecemasan, konflik dan frustasi. Strategi penyesuaian diri terhadap kecemasan konflik dan frustasi tersebut biasanya melalui suatu mekanisme pertahanan diri seperti kompensasi, rasionalisasi, proyeksi, sublimasi, identifikasi, regresi dan fiksasi.

No comments:

Post a Comment