Sunday, May 30, 2010

PEMERIKSAAN PERKIRAAN LABA RUGI

1. Sifat dan Contoh Perkiraan Laba/ Rugi
Perkiraan Laba Rugi (Profit and Loss Accounts) terdiri dari : Perkiraan pendapatan operasi, Harga pokok penjualan, Beban operasi, Pendapatan dan beban diluar operasi, Pos luar biasa.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.23):
Penghasilan didefenisikan dalam rangka dasar penyusunan dan penyajaian laporan keuangan sebagai Peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Penghasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain).
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen, royalti dan sewa.
Keuntungan (gain) berasal dari penjualan aktiva tetap (gain on sale of fixed asset), tukar tambah aktiva tetap tidak sejenis (gain on trade-in), keuntungan selisih kurs (foreign exchange gain).
Harga Pokok Penjualan adalah jumlah yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh barang yang terjual (cost of merchandise sold) atau untuk memproduksi barang yang terjual (cost of goods sold).
• Perhitungan Cost of merchandise sold (physical system) :
Persediaan awal barang dagangan Rp. xxx
+/+Pembelian bersih Rp. xxx
Barang dagangan yang tersedia untuk dijual Rp. xxx
-/-Persediaan akhir barang dagangan Rp. xxx
Harga Pokok Penjualan Rp. xxx
(cost of merchandise sold)
• Perhitungan Cost of goods sold (physical system) :
Persediaan awal bahan baku Rp. xxx
+/+ Pembelian bersih RP. xxx
Bahan baku yang tersedia untuk dipakai Rp. xxx
-/- Persediaan akhir barang dagangan Rp. xxx
Pemakaian bahan baku Rp. xxx
Upah langsung Rp. xxx
Overhead pabrik Rp. xxx
Biaya produksi (cost of production) Rp. xxx
+/+ Persediaan awal Barang Dalam Proses Rp. xxx
-/- Persediaan akhir Barang Dalam Proses Rp. xxx
Biaya Pabrikasi (cost of good manufactured) Rp. xxx
+/+ Persediaan awal Barang Jadi Rp. xxx
-/- Persediaan akhir Barang Jadi Rp. xxx
Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) Rp. xxx
Beban operasi (operating expenses) terdiri dari beban penjualan (selling expenses) dan beban umum dan administrasi (general and administrative expenses).
Contoh Selling Expenses : gaji bagian penjualan, komisi salesman, biaya iklan, promosi, entertainment, transposrt dll.
Contoh General dan administrative expenses : gaji bagian akuntansi dan keuangan, personalia dan umum, biaya sewa, listrik, air, telepon, entertainment, perjalanan dinas, penyusutan inventaris kantor dll.
2. Beberapa Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Perkiraan Laba/Rugi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perkiraan Laba/Rugi adalah:
1. Prinsip konservatisme (conservatism) dalam pengakuan pendapatan dan beban.
a. Beban yang belum pasti terjadi tetapi diperkirakan akan menjadi beban perusahaan pada periode yang diperiksa, jumlahnya bisa diestimasi dan cukup material, harus dicatat sebagai beban.
b. Pendapan yang belum pasti terjadi, belum boleh dicatat sebagai pendapatan perusahaan. Pendapatan pada umumnya diakui pada saat penyerahan barang (untuk perusahaan dagang dan industry), pada saat penyerahaan jasa atau pada saat dapat dibuatkan faktur (untuk perusahaan jasa).
Pengecualian antara lain:
o Pengakuan saat penerimaan uang (penjualan tunai dan kredit).
o Untuk perusahaan kontraktor, ada 2 metode : metode kontrak selesai (completed contract method) dan metode persentase penyelesaian (percentage of completion method).
o Barang jenis tertentu yang harga jualnya sudah pasti, barangnya pasti terjual atau cepat rusak, pendapatan diakui saat selesainya produksi.
2. Konsep matching cost against revenue
Dalam laporan Laba/Rugi harus dibandingkan pendapatan yang menjadi hak perusahaan dalam periode yang diperiksa dengan biaya yang menjadi beban perusahaan untuk periode yang sama (tanpa memperhatikan apakah uangnya sudah diterima untuk pendapatan dan dibayarkan (untuk biaya)/ belum.
3. Waktu yang digunakan untuk memeriksa perkiraan pendapatan dan beban (pos Laba / Rugi) tidak sebanyak waktu yang digunakan untuk memeriksa pos-pos neraca, karena alasan:
a. Pada waktu memeriksa pos neraca, sekaligus sudah diperiksa (dikaitkan dengan) pos laba rugi yang bersangkutan.
b. Pada waktu melakukan test transaksi, sekaligus diperiksa pos laba rugi
c. Prosedur audit atas perkiraan laba rugi yang biasa dijalankan :
o Analytical review procedure (prosedur penelaahan analisis)
Maksudnya harus dibuat perbandingan antara rugi/laba periode yang diperiksa dengan periode sebelumnya, dihitung kenaikan dan penurunan dan dalam rupiah maupun persentase beserta alas an-alasan kenaikan dan penurunan. Selain itu harus dibuat perbandingan antara rugi/laba periode yang diperiksa dengan anggarannya, lalu dibuat analisa variancenya.
o Analisa beberapa perkiraan laba rugi yang penting atau yang ada kaitannya dengan perhitungan pajak (untuk koreksi fiskal).
o Melakukan pemeriksaan atas subsequent payment (pembayaran sesudah tanggal neraca) dan subsequent collection (penagihan sesudah tanggal neraca).
3.Tujuan Pemeriksaan Perkiraan Laba/ Rugi
Tujuan Pemeriksaan Perkiraan Laba/ Rugi yaitu untuk memeriksa :
1. Keberadaan internal control pendapatan dan beban, termasuk pencatatan secara accrual basis terhadap pendapatan dan beban.
2. Pencatatan pendapatan dan biaya yang menjadi hak perusahaan dicatat dibuku perusahaan dan apakah pendapatan dan biaya yang dicatat betul-betul merupakan hak perusahaan dan beban perusahaan dan menggunakan cut-off tepat.
3. Adanya fluktuasi yang besar dalam perkiraan pendapatan dan beban jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, bulan per bulan atau dengan anggaran pendapatan dan beban
4. Penyajian permodalan/ekuitas di Neraca sudah sesuai dengan PSAK/PABU dan hal penting diungkapkan dalam catatan laporan keuangan
5. Pendapatan dan beban telah dilaporkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (PSAK).
4. Prosedur Pemeriksaan Perkiraan Laba/Rugi
1. Pelajari dan evaluasi internal control pendapatan dan biaya, termasuk transaksi jual beli saham, pembayaran dividen dan sertifikat saham (lihat Exhibit ).
2. Minta rincian Laporan Laba Rugi untuk periode yang diperiksa dengan angka perbandingan untuk periode sebelumnya, dan lakukan analytical review procedure (analisa rasio, ROI dan ROE) dengan membandingkan rasio tahun lalu dan rasio industry.
3. Minta rincian Laporan Laba Rugi untuk periode yang diperiksa, bandingkan dengan budget untuk periode yang sama. Hitung variance (dalam Rp. maupun %).
4. Minta rincian penjualan per jenis barang/area yang mencantumkan quantity barang yang dijual dan nilai uangnya selama setahun (dibuat per bulan). Bandingkan quantity yang dijual (secara test basis) dengan pengeluaran barang pada kartu persediaan.
5. Periksa cut-off penjualan (ada tidaknya pergesaran waktu pencatatan penjualan) dan cut –off pembelian (ada tidaknya pergesaran waktu pencatatan pembelian).
6. Periksa subsequent payment (ada tidaknya unrecorded liabilities) dan subsequent collection (ada tidaknya unrecorded receivables).
7. Buat analisa perkiraan biaya/pendapatan yang kemungkinan ditanyakan pihak pajak atau untuk keperluan pengisian SPT, koreksi fiskal dan kemungkinan timbulnya contingent liability.
8. Periksa kepatuhan peraturan perpajakan tentang biaya dan pendapatan.
9. Periksa daftar gaji, test kesesuaian perhitungan PPh 21 dengan peraturan pajak.
10. Bandingkan total biaya gaji yang tercantum dalam perhitungan Laba Rugi dengan SPT PPh 21.
11. Bandingkan data yang ada dalam daftar gaji, secara test basis, dengan personnel file.
12. Lakukan observasi saat pembayaran gaji.
13. Periksa keseusian penyajian pos laba rugi dengan PSAK.

No comments:

Post a Comment